PRINSIP
ETIKA DALAM BISNIS DAN LINGKUNGAN
a.
Prinsip otonomi
Prinsip
otonomi dalam etika bisnis adalah bahwa perusahaan secara bebas memiliki
kewenangan sesuai dengan bidang yang dilakukan dan pelaksanaannya sesuai dengan
visi dan misi yang dipunyainya. Contoh prinsip otonomi dalam etika binis :
perusahaan tidak tergantung pada pihak lain untuk mengambil keputusan tetapi
perusahaan memiliki kekuasaan tertentu sesuai dengan misi dan visi yang
diambilnya dan tidak bertentangan dengan pihak lain.
b. Prinsip kejujuran
Prinsip
kejujuran dalam etika bisnis merupakan nilai yang paling mendasar dalam
mendukung keberhasilan kinerja perusahaan. Kegiatan bisnis akan berhasil jika
dikelola dengan prinsip kejujuran. Baik terhadap karyawan, konsumen, para
pemasok dan pihak-pihak lain yang terkait dengan kegiatan bisnis ini.
c. Prinsip
keadilan
Prinsip
keadilan yang dipergunakan untuk mengukur bisnis menggunakan etika bisnis
adalah keadilan bagi semua pihak yang terkait memberikan kontribusi langsung
atau tidak langsung terhadap keberhasilan bisnis. Contoh prinsip keadilan dalam
etika bisnis : dalam alokasi sumber daya ekonomi kepada semua pemilik faktor
ekonomi. Hal ini dapat dilakukan dengan cara memberikan harga yang layak bagi
para konsumen, menyepakati harga yang pantas bagi para pemasok bahan dan alat
produksi, mendapatkan keuntungan yang wajar bagi pemilik perusahaan dan
lain-lain.
d. Hak dan
kewajiban
Setiap
karyawan yang bekerja di sebuah perusahaan memiliki kewajiban-kewajiban sebagai
berikut : kewajiban dalam mencari mitra (rekanan) bisnis yang cocok yang bisa
diajak untuk bekerjasama, saling menguntungkan diantara kedua belah pihak dalam
pencapaian tujuan yang telah disepakati bersama demi kemajuan perusahaan,
menjunjung tinggi nilai-nilai moral yang terwujud dalam perilaku dan sikap dari
setiap karyawan terhadap mitra bisnisnya, bila tujuan dalam perusahaan ini
tidak sesuai dengan kenyataan yang ada setidaknya karyawan-karyawan tersebut
telah melaksanakan kegiatan bisnisnya dengan suatu tindakan yang baik. Bukan
hanya kewajiban saja yang harus dijalankan, hak etika bisnispun juga sangat
diperlukan, diantaranya : Hak untuk mendapatkan mitra (kolega) bisnis antar
perusahan, hak untuk mendapatkan perlindungan bisnis, hak untuk memperoleh
keuntungan bisnis, dan hak untuk memperoleh rasa aman dalam berbisnis.
e. Hormat pada
diri sendiri
Prinsip
Hormat Pada Diri Sendiri dalam Etika Bisnis merupakan prinsip tindakan yang
dampaknya berpulang kembali kepada bisnis itu sendiri. Dalam aktivitas bisnis
tertentu ke masyarakat merupakan cermin diri bisnis yang bersangkutan. Namun
jika bisnis memberikan kontribusi yang menyenangkan bagi masyarakat, tentu
masyarakat memberikan respon sama. Sebaliknya jika bisnis memberikan image yang
tidak menyenangkan maka masyarakat tentu tidak menyenangi terhadap bisnis yang
bersangkutan. Namun jika para pengelola perusahaan ingin memberikan respek
kehormatan terhadap perusahaan, maka lakukanlah respek tersebut para pihak yang
berkepentingan baik secara langsung maupun tidak langsung.
ETIKA DAN LINGKUNGAN
1. Ekosentrisme
Merupakan kelanjutan dari teori etika lingkungan
biosentrisme. Oleh karenanya teori ini sering disamakan begitu saja karena
terdapat banyak kesamaan. Yaitu pada penekanannya atas pendobrakan cara pandang
antroposentrisme yang membatasi keberlakuan etika hanya pada komunitas manusia.
Keduanya memperluas keberlakuan etika untukmencakup komunitas yang lebih
luas.
2.
Teori Ekosentrisme
Ekosentrisme Berkaitan dengan etika lingkungan yang
lebih luas. Berbeda dengan biosentrisme yang hanya memusatkan pada etika pada
biosentrisme, pada kehidupan seluruhnya, ekosentrisme justru memusatkan etika
pada seluruh komunitas ekologis,baik yang hidup maupun tidak. Karena secara
ekologis, makhluk hidup dan benda-
benda abiotis lainnya saling terkait satu sama lain.
3.
Teori Egosentris
Etika yang mendasarkan diri pada berbagai kepentingan
individu (self). Egosentris idasarkan pada keharusan individu untuk memfokuskan
diri dengan tindakan apa yang dirasa baik untuk dirinya. Egosentris mengklaim
bahwa yang baik bagi individu adalah baik untuk masyarakat. Orientasi etika
egosentris bukannya mendasarkan dirin pada narsisisme, tetapi lebih didasarkan
pada filsafat yang menitikberatkan pada individu atau kelompok privat yang
berdiri sendiri secara terpisah seperti “atom sosial”.
4. Zoosentrisme
Etika lingkungan Zoosentrisme adalah etika yang
menekankan perjuangan hak-hak binatang, karenanya etika ini juga disebut etika
pembebasan binatang. Tokoh bidang etika ini adalah Charles Brich. Menurut etika
ini, binatang mempunyai hak untuk menikmati kesenangan karena mereka dapat
merasa senang dan harus dicegah dari penderitaan. Sehingga bagi para penganut
etika ini, rasa senang dan penderitaan binatang dijadikan salah satu standar
moral. Menurut The Society for the Prevention of Cruelty to Animals, perasaan
senang dan menderita mewajibkan manusia secara moral memperlakukan binatang
dengan penuh belas kasih.
5. Neo-Utitilitarisme
Lingkungan neo-utilitarisme merupakan pengembangan
etika utilitarisme Jeremy Bentham yang menekankan kebaikan untuk semua. Dalam
konteks etika lingkungan maka kebaikan yang dimaksudkan, ditujukan untuk
seluruh mahluk. Tokoh yang mempelopori etika ini adalah Peter Singer. Dia
beranggapan bahwa menyakiti binatang dapat dianggap sebagai perbuatan tidak
bermoral.
6. Anti-Spesiesme
Teori ini menuntut perlakuan yang sama bagi semua
makhluk hidup, karena alasan semuanya mempunyai kehidupan. Keberlakuan prinsip
moral perlakuan yang sama (equal treatment). Anti-spesiesme membela kepentingan
dan kelangsungan hidup spesies yang ada di bumi. Dasar pertmbangan teori ini
adalah aspek sentience, yaitu kemampuan untuk merasakan sakit, sedih, gembira
dan seterusnya.Inti dari teori biosentris adalah dan seluruh kehidupan di
dalamnya, diberi bobot dan pertimbangan moral yang sama.
7. Prudential and Instrumental Argument
Prudential Argument menekankan bahwa kelangsungan
hidup dan kesejahteraan manusia tergantung dari kualitas dan kelestarian
lingkungan. Argumen Instrumental adalah penggunaan nilai tertentu pada alam dan
segala isinya, yakni sebatas nilai instrumental. Dengan argumen ini, manusia
mengembangkan sikap hormat terhadap alam.
8. Non-Antroposentrisme
Teori yang menyatakan manusia merupakan bagian dari
alam, bukan di atas atau terpisah dari alam.
9. The Free and Rasional Being
Manusia lebih tinggi dan terhormat dibandingkan dengan
mahkluk ciptaan lain karena manusia adalah satu-satunya mahkluk bebas dan
rasional, oleh karena itu Tuhan menciptakan dan menyediakan segala sesuatu di
bumi demi kepentingan manusia. Manusia mampu mengkomunikasikan isi pikirannya
dengan sesama manusia melalui bahasa. Manusia diperbolehkan menggunakan mahkluk
non-rasional lainnya untuk mencapai tujuan hidup manusia, yaitu mencapai suatu
tatanan dunia yang rasional.
10. Teori Lingkungan yang Berpusat pada Kehidupan
Intinya adalah manusia mempunyai kewajiban moral
terhadap alam yang bersumber dan berdasarkan pada pertimbangan bahwa, kehidupan
adalah sesuatu yang bernilai. Etika ini diidasarkan pada hubungan yang khas
anatara alam dan manusia, dan nilai yang ada pada alam itu sendiri.
Keraf (2005 : 143-159) memberikan minimal ada sembilan
prinsip dalam etika lingkungan hidup :
1. Sikap hormat
terhadap alam
2. Prinsip
tanggung jawab atau moral responsibility for nature
3. Solidaritas kosmis atau cosmic solidarity
4. Prinsip kasih sayang dan kepedulian terhadap alam
5. Prinsip tidak merugikan
6. Prinsip hidup sederhana dan selaras dengan alam
7. Prinsip keadilan
8. Prinsip demokrasi
9. Prinsip integritas moral
0 komentar:
Posting Komentar