Translate

mouse

Flame Sword

Selasa, 07 Juni 2016

PRAKTEK MENULIS LAPORAN ILMIAH, REVIEW, KUIS

PRAKTEK MENULIS LAPORAN ILMIAH, REVIEW, KUIS
A.   Laporan Ilmiah
Laporan ilmiah (scientific paper) adalah laporan tertulis dan diterbitkan yang memaparkan hasil penelitian atau pengkajian yang telah dilakukan oleh seseorang atau sebuah tim dengan memenuhi kaidah dan etika keilmuan yang dikukuhkan dan ditaati oleh masyarakat keilmuan. Ada berbagai jenis karya ilmiah, antara lain laporan penelitian, makalah seminar atau simposium, dan artikel jurnal yang pada dasarnya kesemuanya itu merupakan produk dari kegiatan ilmuwan. Data, simpulan, dan informasi lain yang terkandung dalam karya ilmiah tersebut dijadikan acuan bagi ilmuwan lain dalam melaksanakan penelitian atau pengkajian selanjutnya.
Di perguruan tinggi, khususnya jenjang S1, mahasiswa dilatih untuk menghasilkan karya ilmiah seperti makalahlaporan praktikum, dan skripsi (tugas akhir). Skripsi umumnya merupakan laporan penelitian berskala kecil, tetapi dilakukan cukup mendalam. Sementara itu, makalah yang ditugaskan kepada mahasiswa lebih merupakan simpulan dan pemikiran ilmiah mahasiswa berdasarkan penelaahan terhadap karya-karya ilmiah yang ditulis oleh para pakar dalam bidang persoalan yang dipelajari. Penyusunan laporan praktikum ditugaskan kepada mahasiswa sebagai wahana untuk mengembangkan kemampuan menyusun laporan penelitian.
B.   Karya Non Ilmiah
Karya non-ilmiah adalah karangan yang menyajikan fakta pribadi tentang pengetahuan dan pengalaman dalam kehidupan sehari-hari, bersifat subyektif, tidak didukung fakta umum, dan biasanya menggunakan gaya bahasa yang popular atau biasa digunakan (tidak terlalu formal).
Ciri-ciri Karya Tulis Non-Ilmiah:
·         Ditulis berdasarkan fakta pribadi.
·         Fakta yang disimpulkan subyektif.
·         Gaya bahasa konotatif dan populer.
·         Tidak memuat hipotesis.
·         Penyajian dibarengi dengan sejarah.
·         Bersifat imajinatif.
·         Situasi didramatisir.
·         Bersifat persuasif.
·         Tanpa dukungan bukti.
Contoh yang termasuk karya non-ilmiah adalah dongeng, cerpen, novel, drama, dan roman.
C.   Laporan, Skripsi, jurnal ilmiah
Laporan adalah suatu wahana penyampaian berita, informasi, pengetahuan, atau gagasan dari seseorang kepada orang lain. Laporan ini dapat berbentuk lisan dan dapat berbentuk tulisan. Laporan yang disampaikan secara tertulis merupakan suatu karangan. Jika laporan ini berisi serangkaian hasil pemikiran yang diperoleh dari hasil penelitian, pengamatan ataupun peninjauan, maka laporan ini termasuk jenis karangan ilmiah. Dengan kata lain, laporan ilmiah ialah sejenis karangan ilmiah yang mengupas masalah ilmu pengetahuan dan teknologi yang sengaja disusun untuk disampaikan kepada orang-orang tertentu dan dalam kesempatan tertentu. Adapun jenis karangan ilmiah yaitu :
·         Makalah: karya tulis yang menyajikan suatu masalah yang pembahasannya berdasarkan data di lapangan yang bersifat empiris-objektif (menurut bahasa, makalah berasal dari bahasa Arab yang berarti karangan).
·         Kertas kerja: makalah yang memiliki tingkat analisis lebih serius, biasanya disajikan dalam lokakarya.
·         Skripsi: karya tulis ilmiah yang mengemukakan pendapat penulis berdasar pendapat orang lain.
·         Tesis: karya tulis ilmiah yang sifatnya lebih mendalam daripada skripsi.
Disertasi: karya tulis ilmiah yang mengemukakan suatu dalil yang dapat dibuktikan oleh penulis berdasar data dan fakta yang sahih dengan analisi yang terinci
Bab 11
FORMAT MAKALAH ILMIAH
A.    Format Makalah Ilmiah
Penulisan makalah standar dapat terbagi menjadi dua jenis, yaitu format makalah biasa dan format skripsi mini.
Pada perkuliahan, format penulisan yang baik biasanya menggunakan kertas ukuran A4, spasi 1,5, jenis huruf Times New Roman, dan paragraf tipe justify. Nomor halaman biasanya diletakkan di kanan bawah kertas. Namun, ada juga penulisan nomor halaman di tengah. Hal ini tergantung pula oleh kebijakan masing-masing pengajar. Untuk ukuran margin juga disesuaikan tergantung kebijakan masing-masing pengajar.
Format Makalah Ilmiah
Semua bagian (bab) ditulis menjadi satu dalam format penulisan jenis ini. Maksudnya, apabila bab dua masih ada dalam halaman yang sama dengan bab satu, penulisannya tidak boleh dipisah dengan bab satu atau dengan kata lain masih ada di halaman yang sama. Bagian-bagian penting dari format seperti ini yaitu:
·       Judul Makalah
Judul biasanya ditulis dengan format paragraf tipe center, dicetak tebal, ukuran font 14 atau 12.
·       Pendahuluan
Bagian ini merupakan pengantar dari isi makalah. Diawali dengan bahasan yang umum lalu semakin menyempit menuju topik utama makalah.
·       Isi
Bagian ini merupakan bagian terpenting karena merupakan bahasan atau analisis masalah. Isi dapat dibagi menjadi beberapa subbab dan bab baru. Maksudnya, apabila analisis masalah terdiri daribeberapa bahasan, bab baru dapat dibuat. Bagian tersebut tetap disebut isi.
·       Penutup
Bagian terakhir ini merupakan kesimpulan dari analisis masalah. Penutup atau kesimpulan tidak boleh diuraikan terlalu panjang. Isinya juga tidak boleh terdiri dari contoh, karena contoh seharusnyaditulis dalam bagian isi. Selain itu, penutup atau kesimpulan tidak boleh mengandung isi yang membutuhkan penjelasan lagi. Dengan demikian, isi dari penutup atau kesimpulan harus benar-benar bisa menjawab pertanyaan dan hasil analisis masalah.
·       Daftar Pustaka
Jangan lupa untuk mencantumkan data dan sumber pustaka yang diambil dan digunakan dalam makalah. Masalah copy paste sebenarnya sepele, tapi hukumannya sangat berat, apalagi dalam dunia perkuliahan. Bagian ini tidak perlu diberi nomor bab, hanya ditulis dengan judul Daftar Pustaka.
B.     unsur-unsur penanda yang membangun sebuah makalah
Makalah Ilmiah merupakan salah karya tulis yang membahas tentang suatu topik tertentu yang tercakup dalam ruang lingkup suatu masalah secara ilmiah. Umumnya membuat makalah merupakan tugas dari guru atau dosen sebagai persyaratan penilaian untuk menyelesaikan pelajaran atau mata kuliah, baik berupa kajian pustaka maupun hasil kegiatan lapangan.
            Di dalam makalah terdapat unsur-unsur penanda yang membangun sebuah makalah, yaitu sebagai berikut:
1.       Ragam Bahasa
Ragam Bahasa adalah variasi bahasa menurut pemakaian, yang berbeda-beda menurut topik yang dibicarakan, menurut hubungan pembicara, kawan bicara, orang yang dibicarakan, serta menurut medium pembicara.
2.      Ejaan
Ejaan adalah penggambaran bunyi bahasa (kata, kalimat, dsb) dengan kaidah tulisan (huruf) yang di standarisasikan dan mempunyai makna.
3.      Diksi
Diksi adalah pemilihan kata yang tepat dan selaras dalam penggunaanya sehingga dapat memberikan kesan/ makna/ efek sesuai dengan harapan. Dengan menggunakan diksi yang tepat, pembaca dapat lebih mudah memahami dan peluang untuk mendapatkan tujuan lebih besar.
4.       Kalimat
Kalimat adalah satuan bahasa berupa kata atau rangkaian kata yang dapat berdiri sendiri dan menyatakan makna yang lengkap. Dalam wujud tulisan berhuruf latin, kalimat dimulai dengan huruf kapital dan diakhiri dengan tanda titik (.) untuk menyatakan kalimat berita atau yang bersifat informatif, tanda tanya (?) untuk menyatakan pertanyaan dan tanda seru (!) untuk menyatakan kalimat perintah. Sekurang-kurangnya kalimat dalam ragam resmi, harus memiliki sebuah subjek (S) dan sebuah predikat (P). Jika tidak memiliki kedua unsur tersebut, pernyataan itu bukanlah kalimat melainkan hanya sebuah frasa.
5.      Alinea dan Pengembangannya
Alinea atau Paragraf adalah kesatuan pikiran yang lebih luas daripada kalimat, berupa penggabungan beberapa kalimat yang mempunyai satu gagasan atau satu tema. Pengembangan alinea itu sendiri berkaitan dengan: (1) posisi kalimat topik, (2) fungsi alinea, (3) sifat informasi yang akan disampaikan (persuatif, argumentatif, naratif, deskriptif, atau ekspositoris).
6.      Perencanaan Penulisan Karangan Ilmiah
Untuk menghasilkan sebuah karya ilmiah yang bagus, seorang penulis harus terlebih dahulu merencanakannya dengan matang dalam hal: (1) pemilihan topik, (2) pembatasan topik, (3) pemilihan judul, (4) menentukan tujuan penulisan, (5) menentukan kerangka karangan, (6) langkah-langkah penulisan ilmiah.
7.      Kerangka Karangan
Kerangka karangan adalah suatu suatu rencana atau rancangan yang memuat garis besar atau ide suatu kaya tulis yang disusun dengan sistematis dan terstruktur. Adapun cara membuat kerangka suatu karangan adalah sebagai berikut:
a.    Merumuskan tema dan menetukan judul suatu karangan
b.    Mengumpulkan bahan
c.    Menseleksi bahan
d.    Mengembangkan kerangka karangan
8.      Kutipan dan Catatan Kaki
Kutipan adalah pinjaman pendapat dari seseorang pengarang, atau ucapan seseorang yang terkenal, baik yang terdapat dalam buku-buku maupun majalah-majalah.
Contoh: Kuesioner adalah suatu daftar yang berisi rangkaian pertanyaan tentang suatu hal (Sumardjan dan Koentjaraningrat, 1997:63).
Catatan kaki merupakan keterangan-keterangan atas teks karangan yang bersangkutan.
Contoh: William N. Dunn, Analisis Kebijakan Publik terj. Muhajir Darwin, (Yogyakarta: Hanindita, 2001), 20-32
9.      Abstrak dan Daftar Pustaka
Abstrak merupakan ringkasan singkat dan jelas dari suatu karya tulis, seperti skripsi, tesis, dan disertasi yang sudah diterbitkan disertai data bibliografis yang dapat membantu pembaca dalam memahami isi dan maksud penulis serta mengarahkan pembaca untuk membaca artikel secara keseluruhan.
Daftar pustaka atau bibliografi merupakan daftar berisi judul- judul buku, artikel-artikel, dan bahan-bahan penerbitan lainnya yang mempunyai  pertalian dengan sebuah karangan yang tengah digarap.
C.    Topik, Tujuan, Tesis Makalah
Sebuah karya ilmiah haruslah direncananan dan disusun dengan cara yang sistematis dan terukur. Untuk itu, perlu ditetapkan terlebih dahulu hal yang paling penting yang hendak diuraikan. Hal yang paling penting itu disebut sebagai topik. Topik tidak sama dengan judul. Namun banyak orang mengartikannya sama. Topik, seperti telah dikemukakan di atas, haruslah yang pertama ditentukan oleh penulis, sedangkan judul paling akhir karena judul hanyalah kepala karangan. Dalam memilih topik perlu dipertimbangkan beberapa hal, yaitu:
1)      harus menarik perhatian penulis,
2)      diketahui dan dikuasai oleh penulis,
3)      harus sempit dan terbatas, dan
4)      untuk penulis pemula hindari topik yang kontroversial dan baru.
Mengapa demikian? Sebab, bagaimana mungkin mengerjakan sesuatu tulisan yang kita sendiri tidak tertarik. Bagaimana pula dapat memberikan uraian yang berbobot apabila bidang atau pengetahuan yang disyaratkan oleh topik yang dipilih tidak kita kuasai. Misalnya, seorang yang tidak mengetahui atau tidak menguasai ilmu sastra bagaimana mungkin menulis makalah yang berisi tinjauan ilmiah karya-karya Mochtar Lubis yang demikian kompleks dengan bobot yang tinggi. Selain itu, sebuah tulisan ilmiah haruslah fokus pada satu masalah dan selesai dibicarakan dalam format tertentu, misalnya untuk jurnal. Jika terlalu luas, maka tulisan itu tidak akan selesai atau melebar ke mana-mana. Demikian pula topik untuk tujuan penulisan skripsi, tesis, atau disertasi. Semuanya harus disesuaikan dengan yang disyaratkan oleh jenis-jenis karya ilmiah tersebut.
Bagi seorang penulis pemula, membicarakan sebuah topik yang kontrovesial dan baru akan menyulitkan yang bersangkutan dalam mencari rujukan penunjang. Apabila si penulis ingin melakukan penelitian lapangan mengenai masalah itu, yang bersangkutan akan sulit mempertanggungjawabkan tulisannya. Selain, topik yang terlalu teknis bagi pemula akan menyulitkannya juga karena seorang penulis pemula tidak menguasai istilah-istilah teknis bidang yang digarapnya.
Secara sepintas, menentukan topik sebuah tulisan tampaknya merupakan langkah yang agak sulit dilakukan. Namun demikian, dengan mempertimbangkan posisi penulis dalam bidang ilmu tertentu dan horizon pengetahuannya di bidang tersebut, seorang calon penulis dapat menentukan sebuah topik yang dapat dia garap dengan baik.
Apabila sebuah topik telah selesai dirumuskan, akan diapakan topik itu? Untuk itu, langkah selanjutnya adalah menentukan tujuan. Tujuan adalah sasaran yang hendak dicapai penulis berdasarkan topik sehingga tujuan itu mempersempit atau membatasi topik.
Tesis dan Kerangka Karangan
TESIS dalam penulisan karangan ilmiah merupakan langkah awal penulisan. Tesis dibentuk berdasarkan topik dan tujuan. Perlu diketahui dulu topik dan tujuan barulah dirumuskan tesis karangan. Topik adalah pokok masalah yang akan dibahas dalam karangan ilmiah. Tanpa mengetahui pokok masalah yang akan dibicarakan penulis tidak dapat menetukan permasalah serta sasaran apa yang akan dicapai dalam penulisan. Supaya topik itu dapat ditetapkan dengan jelas dan menarik, penulis menentukan topik berdasarkan penguasaan permasalahan. Setelah topik ditetapkan, penulis menentukan tujuan dari topik yang telah ditetapkan. Tujuan dari topik itu adalah sasaran yang akan dicapai penulis berdasarkan topiknya. Tujuan semacam pembatasan topik agar tidak menyimpang dari permasalahan. Pada dasarnya tujuan mempersempit permasalahan yang akan dibicarakan dalam karangan. Oleh karena itu, tujuan harus lebih terbatas atau lebih sempit dari topiknya. Setelah topik dan tujuan ditetapkan dengan jelas, penulis merumuskan topik dan tujuan itu ke dalam tesis. Degan demikian, TESIS adalah perumusan topik dan tujuan dalam bentuk kalimat dengan menonjolkan topiknya sebagai pokok bahasan. Tesis lebih menonjolkan topik daripada tujuan dengan maksud penulis karangan ilmiah melakukan analisis, intrepretasi, dan sintesis. Dalam proses penulisan karangan ilmiah, tesis merupakan “payung” bagi tahapan penulisan ilmiah. Misalnya, dalam menyusun kerangka karangan penulis berpedoman pada tesis. Jadi, tesis semacam rambu-rambu pedoman dalam penulisan. Namun, penentuan sebuah tesis juga dapat dilakukan berdasarkan karangan yang sudah jadi (publikasi ilmiah). Dengan demikian, tesis mampu meramalkan, mengendalikan, dan mengarahkan penulis pada proses lanjut penulisan, yaitu penyusunan kerangka karangan (outline).
Dalam penulisan karangan ilmiah, penulis tidak langsung menulis setelah mengetahui tesis karangannya, tetapi harus menata pokok-pokokbahasan itu ke dalam kerangka karangan. KERANGKA KARANGAN adalah suatu rencana kerja ilmiah yang teratur untuk mendeskripsikan penyusunan pokok-pokok bahasan ke dalam bab dan subbab dengan menampilkan acuan berupa sumber rujukan (referensi) yang digunakan.
Tahapan penyusunan kerangka karangan itu perlu dimanfaatkan oleh penulis karena kerangka mempunyai beberapa fungsi penting dalam proses penulisan, di antaranya:
1)      Tidak mengolah ide sampai dua kali sehingga penulisan tidak keluar dari pokok masalahnya.
2)      Menciptakan klimaks yang berbeda setiap bab sehingga ada variasi dalam penyajian materi karangan,
3)      Mengingatkan penulis pada bahan/materi sebagai sumber rujukan dan bahan.
4)      Membaca ulang karangan yang sudah selesai dapat menciptakan kembali reproduksi yang sama dari pembaca.
5)      Dapat dilihat dengan jelas wujud, ide, nilai umum, dan spesifikasi karangan, dan
6)      Berarti setengah karangan sudah selesai dilakukan atau merupakan tahapan akhir dari prapenulisan.
Setelah mengetahui fungsi kerangka karangan bagi penulis, penulis perlu memperhatikan hal-hal berikut:
1.      Perumusan tesis dan pengungkapan maksud dengan jelas dan benar.
2.      Penginventarisan topik ke dalam sub-subtopik secara maksimal.
3.      Pengevaluasian semua topik yang telah dirinci ke dalam tahapan:
a)      semua bab topik relevan dengan tesis,
b)      jangan ada topik yang sama, dan
c)      semua topik dan subtopik sudah disusun secara paralel,
d)      Tahapan (3a) dan (3b) dilakukan secara berulang untuk mendapatkan subtopik yang terinci secara maksimal,
e)       Penetapan pola susun karangan yang tepat: pola alamiah atau pola logis.
f)        Sadarilah karangan tidak sekali buat.
g)       karangan ini sebagai pedoman penyusunan daftar isi karangan.
Melalui tahapan penulisan kerangka karangan, penulis perlu memerhatikan persyaratan penyusunan kerangka karangan berikut.
1.      Tesis sudah jelas dan benar,
2.      Data primer dan data sekunder sudah terkumpul, dibaca, dan dikutip dalam catatan.
3.      Tiap unit dalam kerangka karangan mempunyai satu gagasan.
4.      Pokok-pokok kerangka karangan disusun secara logis, di antaranya:
a.       unit pokok terinci secara maksimal,
b.      tiap rincian ada kaitannya dengan unit atasan langsung, dan
c.       urutan rincian baik dan teratur
5.      Pilihlah pola kerangka karangan yang diterapkan
a.       pola alamiah spasial,
b.       pola alamiah kronologis,
c.        pola alamaiah topik yang ada
6.      Pola logis yang digunakan,
7.      Pasangan simbol disusun secara taat asas dengan menggunakan sistem
a.       sistem lekuk,
b.      sistem lurus, dan
c.       sistem gabungan.
Daftar Pustaka

0 komentar:

Posting Komentar